MENU

Minggu, 29 Mei 2016

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DAN TEORINYA



Komunikasi Intrapersonal
Definisi Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.

·         Asumsi Dasar Komunikasi Intrapersonal
Semua jenis komunikasi intrapersonal yang akan dilakukan oleh individu itu sebenarnya didatangkan pada konsep diri yang akarnya ada pada konsep diri, persepsi, dan ekspektasi. Intinya lahirnya komunikasi intrapersonal itu difokuskan pada peranan diri sendiri.

Para Pencetus dan Teori-teori Komunikasi Intrapersonal:
1.      TEORI KEYAKINAN, SIKAP, DAN NILAI
Teori tentang Keyakinan, sikap, dan nilai ini merupakan salah satu teori penerimaan pesan. Hasil pemikiran Rokeach ini merupakan teori paling komprehensif yang menjelaskan tentang tingkah laku manusia berdasarkan keyakinan-keyakinan, sikap-sikapndan nilai-nilai yang dimiliki orang tersebut . Rokeach meyakini bahwa setiap orang memiliki swbuah system keyakinan, sikap dan nilai yang sangat teratur yang akan menjadi panduan perilakunya.
Keyakinan adalah ratusan ribu pernyatann yang kita buat tentang diri dan dnia. Sikap adalah kelompok-kelompok keyakinan yang diorganisasikan disekitar sebuah obyek focus dan menyebabkan seseorang berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek tersebut. Nilai merupakan jenis-jenis keyakinan spesifik yang siftanya sentral di dalam system dan bertindak sebagai penuntut hidup. Rokeach meyakini bahwa nilai adalah yang terpenting dari 3 hal ini. Komponen lain yang cukup penting adalah konsep diri, yaitu keyakinan seseorang tentang diri.
Dari sekian banyak pernyatann tentang diri seseorang yang tergabung dalam  “keyakinan –keyakinan” orang tersebut. Rokeach membaginya dalam 2 kategori, yaitu:
·         Keyakina-keyakinan utama (center) yang sulit untuk diubah. Keyakinan-keyakinan utama merupakan hal yang sulit diubah.
·         Keyakinan-keyakinan pinggiran (peripheral). Keyakinan-keyakinan peripheral merupakan hal yang mudah diubah.
Keyakinan utama misalnya: keyakinan bahwa anda merupakan sesorang yangpandai, kreatif. Keyakinan ini didapat dari kenyataan bahwa anda sellu memiliki nilai-nilai yang baik dalam ujian-ujian di sekolah atau di kampus. Keyakinan lain adalah bahwa orang tua anda memiliki pernikahan yang bahagia. Keyakinan ini berasal dari kemesraan dan kedekatan yang ansda lihat antara ayah dan ibu anda dalam keseharian.
Hal yang perlu dicermati adalah bahw bila keyakinan utama seseorang “tergoncamg”, maka goncangan psikologis semakin besar. Misal: bila anda sangat yakin dengan kepandaian anda, maka anda akan sangat kecewa dan tergoncang bila anda dinyatakan tidak lulus dalam sebuah ujian. Atau bila anda sangat tergoncang ketika mendengar orang tua anda akan bercerai.
Sedangkan keyakinan pinggiran misalnya: keyakinan akan daya tahan tubuh anda. Anda yakin tidak akan sakit bila terkena hujan. Maka ketika anda harus keluar rumah pada saat cuaca mendung, anda akan menyiapkan jas hujan,. Namun ketika ibu anda meragukan daya tahan tubuh anda dan menyarankan agr anda enyiapkan jas huajn, anda tidak meraskan kegoncangan apapun secara psikis (walaupun mungkin anda menggerutu). Anda juga dengan mudah menerima saran ibu anda tersebut untuk selalu menyediakan jas hujan di bagasi sepeda motor anda.
Hal yang perlu disadari bahwa setiap orang memiliki keyakinan-keyakinan “central” dan keyakinan “peripheral” yang berbeda. Dari contoh tentang keyakian akan menjadi juara kelas sejak Sekolah Dasar, maka ketika anda akan menempatkan keyakina kepandaian anda pada posisi  yang “lebih kepinggir” dibandingkan anda yang selalu juara kelas sejak Sekolah Dasar.
Sikap merupakan ke;ompok keyakinan yang kita berkan tentang sesuatu yang kita hadapi, dan kemudian menentukan bagaimana tingkah laku kita dalam menghadapi sesuatu tersebut. Menurut Rokeach, sikap seseorang terbagi dalam 2 kategori, yaitu:
·         Sikap terhadap sebuah objek
·         Sikap terhadap sebuah situasi
Namun kadang-kadang keduanya terjadi bersamaan, dimana kita harus menentukan sikap terhadap sesuatu dan situasi dimana sesuatu tersebut terjadi. Misal: kita dalam sebuah perjamuan makan, dimana kita dijamui makan diantara lain: sambal yang terbuat dari cabai “mentah” dan lalapan dari sayuran “mentah” dan tudak yakin akab kebersihan makanan tersebut, maka kuta harus menentukan sikap (yang erwujud tingkah laku) untuk mengindari makanan tersebut masuk ke dalam tub uh kita, dengan cara-cara yang tidak menyinggung tuan rumah. Di sini anda menentukan sikap (berwujud tingkah laku) sebagai seseorang yang mengerti kesopanan dan menjaga perasaan orang lain dengan mengambil makan yang lain, sehingga tuan rumah menilai anda dikenal sebagai orang yang memilki sikap yang “santun” dalam menolak sesuatu.
Nilai merupakan bentuk spesifik dar keyakinan yang merupakan inti dalam system keyakinan kita yang bertindak sebagai petunjuk tingkah laku kita. Dari ketiga konsep yang diberikan, yaitu keyakinan, sikap, dan nilai , Rokeach meyakini bahwa nilai adalah hal yang terpenting. Nilai terbagi 2, yaitu:
·         Instrumental values, yaitu nilai-nilai yang merupakan alat untuk menggerakkan tingkah laku kita.
·         Terminal values,  yaitu nilai-nilai yang mengarahkan tingkah laku kita pada satu titik tujuan tertentu.

2.      Teori Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungan dengan situasi sosial. Latar belakang timbulnya psikologi sosial berasal dari beberapa pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologisosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi social antar manusia.
Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing berlainan sifatnya. Sigmund Freud berbeda dengan Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja tidakdisadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam.
Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi social tumbuh secara aktif dan program gelar dalam psikologi dimulai disebagian besar universitas. Dasar mempelajari psikologi social bedasarkan potensi-potensi manusia dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan. Potensi-potensi itu antara lain :
1.      Kemampuan menggunakan bahasa
2.      Adanya sikap etik
3.      Hidup dalam 3 dimensi

·         Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Pandangan psikologis ini melihat manusia sebagai kesatuan lahiriah dan nkarakteristik yang mengarahkannya kepada perilaku mandiri. Dan pandangan ini juga melihat pikiran individu sebgai tempat memproses dan memahami informasi serta menghasilkan pesan, tetapi pandangan ini juga mengakui kekuatan yang dimiliki oleh individu melebihi individu lain serta efek informasi pada pikiran manusia. Oleh karena itu, hampir tidak mengejutkan jika penjelasan-penjelasan psikologis telah menarik para ahli komunikasi, terutama dalam kajian perubahan dan efek-efek interaksi.
Kajian individu sebagai makhluk sosial merupakan tujuan dari tradisi (sociopsychological). Berasal dari kajain psikologi sosial, tradisi ini memiliki tradisi yang kuat dalam komuikasi . Teori-teori tradisi ini berfokus pada perilakusosial individu, variabel psikologois, efek individu, kepribadian dan sifat, presepsi, serta kognisi. meskipun teori-teori ini memiliki banyak perbedaan, mereka sama-sama memperhatikan perilaku dan sifat-sifat pribadi serta proses kognitif yang menghasilkan perilaku.
Pendekatan individualis yang memberi citra tradisi sosiopsikologis merupakan hal yang umum dalam pembahasan komunikasi serta lebih luas dalam ilmu pengetahuan sosial dan perilaku.
Yang mendasari teori psikologis sosial ini adalah komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal bisa di tunjukkan berupa ekspresi wajah, sikap badan, dan gerak isyarat. Didalam komunikasi non verbal ini tidak menggunakan bahasa dan tulisan seperti komunikasi verbal. Komunikasi non verbal pengungkapan pesannya yaitu melalui isyarat. Isyarat hanya dapat digambarkan oleh diri pribadi orang itu sendiri, sehingga proses komunikasipun dalam teori psikologis sosial ini pada dsaarnya adalah diri sendiri.


3.      Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)
         Konsep Pemrosesan Informasi
Teori belajar yang oleh Gagne (1988) disebut dengan ‘Information Processing Learning Theory’.  Teori ini merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga ‘Information-Processing Model’ oleh Lefrancois atau ‘Model Pemrosesan Informasi’. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar..
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu :
·         Motivasi
·         Pemahaman
·         Pemerolehan
·         Penyimpanan
·         Ingatan kembali
·         Generalisasi
·         Perlakuan
·         Umpan balik

Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan kemudian mengolah informasi tersebut di dalam memori. Pemrosesan informasi dalam memori manusia diproses dan disimpan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Sensory Memory, Short-term Memory,dan Long-term Memory.

1. Sensory Memory (SM)
Informasi masuk ke dalam sistem pengolah informasi manusia melalui berbagai saluran sesuai dengan inderanya. Sistem persepsi bekerja pada informasi ini untuk menciptakan apa yang kita pahami sebagai persepsi. Karena keterbatasan kemampuan dan banyaknya informasi yang masuk, tidak semua informasi bisa diolah. Informasi yang baru saja diterima ini disimpan dalam suatu ruang sementara (buffer) yang disebut sensory memory. Durasi suatu informasi dapat tersimpan di dalam sensory memory ini sangat singkat, kurang dari 1/2 sekon untuk informasi visual dan sekitar 3 sekon untuk informasi audio. Tahap pemrosesan informasi tahap pertama ini sangat penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi di tahap berikutnya, sehingga perhatian pembelajar terhadap informasi yang baru diterimanya ini menjadi sangat diperlukan. Pembelajar akan memberikan perhatian yang lebih terhadap informasi jika informasi tersebut memiliki fituratau ciri khas yang menarik dan jika informasi tersebut mampu mengaktifkan pola pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (prior knowledge).


2. Short-term Memory (STM) atau “Working Memory”
Short-term memory atau working memory berhubungan dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima stimulus dari lingkungan. Durasi suatu informasi tersimpan di dalam short-term memory adalah 15 – 20 sekon. Durasi penyimpanan di dalamshort-term memory ini akan bertambah lama, bisa menjadi sampai 20 menit, jika terdapat pengulangan informasi. Informasi yang masuk ke dalam short-term memory berangsur-angsur menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi diperlukan. Jika informasi dalamshort-term memory ini terus digunakan, maka lama-kelamaan informasi tersebut akan masuk ke dalam tahapan penyimpanan informasi berikutnya, yaitu long-term memory.
3. Long-term Memory (LTM)
Long-term memory merupakan memory penyimpanan yang relatif permanen, yang dapat menyimpan informasi meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi. Informasi yang tersimpan di dalam long-term memory diorganisir ke dalam bentuk struktur pengetahuan tertentu, atau yang disebut dengan schemaSchema mengelompokkan elemen-elemen informasi sesuai dengan bagaimana nantinya informasi tersebut akan digunakan, sehingga schema memfasilitasi akses informasi di waktu mendatang ketika akan digunakan (proses memanggil kembali informasi). Dengan demikian, keahlian seseorang berasal dari pengetahuan yang tersimpan dalam bentuk schema di dalam long-term memory, bukan dari kemampuannya untuk melibatkan diri dengan elemen-elemen informasi yang belum terorganisasi di dalam long-term memory.
Penyimpanan informasi dalam long-term memory dapat diumpamakan seperti peristiwa yang terjadi pada penulisan data ke dalam disket atau hardisk komputer atau pun perekaman suara ke dalam kaset. Kapasitas penyimpanan dalam long-term memory ini dapat dikatakan tak terbatas besarnya dengan durasi penyimpanan seumur hidup. Kapasitas penyimpanan disebut tak terbatas dalam arti bahwa tidak ada seseorang pun yang pernah kekurangan “ruang” untuk menyimpan informasi baru, berapa pun umur orang tersebut. Durasi penyimpanan seumur hidup diartikan sebagai informasi yang sudah masuk di dalam long-term memory tidak akan pernah hilang, meskipun bisa saja terjadi informasi tersebut tidak berhasil diambil kembali (retrieval) karena beberapa alasan.

Ø  Menurut teori Gagne, hasil pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan yang berupa kecakapan manusia (Human Capabilities) yang terdiri atas:
1. Informasi Verbal
Informasi verbal adalah hasil pembelajaran yang berupa informasi yang dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata atau kalimat) baik secara tertulis atau lisan. Informasi verbal adalah berupa pemberian nama atau label terhadap suatu benda atau fakta, pemberian definisi atau pengertian, atau perumusan mengenai berbagai hal dalam bentuk verbal.
2. Kecakapan Intelektual
Kecakapan intelektual adalah kecakapan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungan yang menggunakan simbol-simbol. Misalnya simbol-simbol dalam bentuk matematik, seperti penambahan, pengurangan, pembagian, perkalian dan sebagainya. Kecakapan intelektual ini mencakup kecakapan dalam membedakan (diskriminasi). Konsep intelektual sangat diperlukan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi Kognitif
Strategi kognitif ialah kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan mengelola keseluruhan aktifitasnya. Dalam proses pembelajaran, strategi kognitif ini kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktifitas yang efektif. Kalau kecakapan intelektual lebih banyak terarah kepada proses pemikiran pelajar. Strategi kognitif ini memberikan kemudahan bagi para pelajar untuk memilih informasi verbal dan kecakapan intelektual yang sesuai untuk diterapkan selama proses pembelajaran dan berfikir.
4. Sikap
Sikap ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih berbagai tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap dapat diartikan sebagai keadaan didalam diri individu yang akan member arah kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau rangsangan. Dalam sikap terdapat pemikiran, peradaan yang menyertai pemikiran, dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

Dalam pemrosesan informasi terdapat hambatan-hambatan. Berdasarkan (Cermak & Craik, dalam Craik & Lockhart, 2002), hambatan teori pemrosesan informasi antara lain:
·      Tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal
·      Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
·      Tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan
·      Kemampuan otak tiap individu tidak sama.

R. Gagne (1988) adalah pencetus teori pemrosesan informasi (information processing theory), dia berpendapat bahwa “ Dalam pembelajaran itu terjadi proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah, sehingga akan menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil pembelajraan. Dalam pemrosesan informasi itu terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.

Ada beberapa macam kondisi internal dalam komunikasi intrapersonal;
1.      Keadaan di dalam individu yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran
2.      Proses kognitif yang terjadi dalam individu selama proses pembelajaran berlangsung
Sedangkan kondisi eksternal ialah berbagai rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut the domainds of learning, yaitu sebagai berikut :
1.      Keterampilan motoris (motor skill)
2.      Diperlukan koordinasi dari berbagai gerakan badan.
3.      Informasi verbal
4.      Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, dan menggambar.
5.      Kemampuan intelektual
6.      Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan menggunakan simbol¬simbol.
7.      Strategi kognitif
8.      Ini merupakan organisasi keterampilan yang internal (internal organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir.
9.      Sikap
10.  Sikap ini penting dalam proses belajar, tanpa kemmapuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik.

·         Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi.

sumber :
Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication, 7th Edition. Belmont :
        Wadsworth Publising Company, Belmont

Tidak ada komentar:

Posting Komentar